Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji.
Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran
koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga
termasuk
koloid.
Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim,
dan salep yang termasuk emulsi.
Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk
membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk
serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah
juga
koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid.
Jadi system koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Contoh larutan, koloid, dan suspense
A.Makna
Koloid
Selama
ini Anda memahami bahwa campuran ada dua macam, yaitu campuran homogeny (larutan
sejati) dan campuran heterogen (suspensi). Di antara dua keadaan ini, ada satu
jenis campuran yang menyerupai larutan sejati, tetapi sifat-sifat yang
dimilikinya berbeda sehingga tidak dapat digolongkan sebagai larutan sejati
maupun suspensi.
Berdasarkan ukuran partikel, sistem koloid berada di
antara suspense kasar dan larutan sejati. Ukuran partikel koloid lebih kecil
dari suspense kasar sehingga tidak membentuk fasa terpisah, tetapi tidak cukup
kecil jika dibandingkan larutan sejati. Dalam larutan sejati, molekul, atom,
atau ion terlarut secara homogen di dalam pelarut. Dalam sistem koloid, partikel-partikel
koloid terdispersi secara homogen dalam mediumnya. Oleh karena itu, partikel
koloid disebut sebagai fasa terdispersi dan mediumnya disebut sebagai medium
pendispersi.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja)
merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1
- 100 nm).